Waspada, Sabun Mandi Jenis Ini Tak Disangka Bisa Jadi Pemicu Kanker

Sosialisasi pencegahan kanker sudah ramai dilakukan di berbagai tempat. Penderita kanker terutarama stadium akhir memiliki kemungkinan meninggal dunia lebih tinggi. Oleh karena itu semenjak dini kita perlu waspada terhadap penyakit ini.

Kanker bisa menimpa semua kalangan gak hanya orang dewasa, bahkan anak balita pun bisa terkena kanker. Salah satu yang perlu kita waspadai juga adalah pemakaian sabun triclosan. Sabun mengandung zat triclosan yang sering disebut sebagai sabun anti bakteri, kini dilarang peredarannya.

Triclosan adalah bahan kimia yang bersifat keras, bahkan dalam sebuah penelitian dan disebut bisa memicu timbulnya kanker. Bahan kimia bersifat keras yang menyebabkan kulit jadi kering, sensitif, memicu gangguan hormon, mengganggu fungsi otot hingga jadi pemicu ternyangkitnya kanker. Dilansir dari laman Science Daily, sebuah penelitian oleh ilmuwan University of California, San Diego School of Medicine menggunakan hewan sebagai percobaan untuk menguji produk anti bakteri.

Hasilnya mengungkapkan, tikus laboratorium yang digunakan dalam penelitian mengalami fibrosis hati dan kanker akibat zat triclosan. Metode mekanisme molekuler yang diterapkan sejajar dengan manusia, tandanya manusia pun mengalami resiko yang sama bila memakai zat triclosan dalam keseharian. Zat triclosan juga menyimpan dalam lemak tubuh atau bersifat klorofenol yaitu pemicu munculnya kanker, terutama kanker hati dan kulit.

Dari semua tipe kanker, ternyata insiden kanker 20 persen lebih tinggi pada pria dibanding wanita. Tingkat kesembuhan penyakit ini juga rendah karena gejala awalnya sering tidak terdeteksi. Kanker yang sulit dideteksi, karena gejalanya tidak dikenali atau alat pendeteksinya belum ada, bisa membuat diagnosis dan pengobatannya terlambat. Angka harapan hidupnya pun menjadi kecil.

Berikut adalah beberapa jenis kanker yang paling sering diderita pria dan sulit dideteksi: Meski kanker prostat lebih banyak diderita pria, tetapi kanker paru adalah pembunuh nomor satu pada kaum adam. Hanya 16 persen kanker paru yang didiagnosis di stadium awal.

Sekali penyakit ini menyebar, sel sel kanker akan makin agresif. Angka harapan hidup dalam 5 tahun hanya 4 persen. Kanker paru sering baru disadari saat sudah di stadium akhir. "Paru paru berisi udara, sehingga bisa saja ada pertumbuhan tumor di organ ini tanpa kita sadari," kata David Rose Camidge, Ph.D, profesor onkologi dan peneliti kanker paru dari Universitas Colorado.

Gejala kanker paru antara lain batuk terus menerus, sesak napas, dan berat badan turun tanpa sebab. Penyakit ini bisa dideteksi dengan melakukan CT scan paru. Kanker kolorektal adalah kanker yang mengenai bagian usus besar dan rektum (anus). Penyakit ini dulu lebih banyak diderita orang berusia di atas 50 tahun, namun saat ini orang yang lebih muda juga mengalaminya.

Kanker kolorektal sulit dideteksi karena gejalanya tidak spesifik. "Bisa saja kita menganggap gejala itu merupakan gangguan pencernaan biasa, misalnya kram perut, ada darah di feses, atau sering sembelit dan diare," kata William Grady, pakar pencegahan kanker kolon. Ia mengatakan, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kolonoskopi berkala karena pertumbuhan tumor pra kanker bisa dioperasi sebelum berkembang menjadi kanker.

Meski kasus kanker ini hanya 3 persen dari keseluruhan tipe kanker, namun angka kematiannya tinggi. Penyakit ini juga sulit dideteksi karena tidak ada alatnya dan gejalanya baru muncul saat kanker sudah menyebar. Struktur organ pencernaan yang berupa tabung dan berlapis lapis menyebabkan kanker di bagian pankreas sulit dideteksi.

Gejala kanker pankreas tidak khas, misalnya saja nyeri perut atau punggung, berat badan turun, nafsu makan hilang, atau mual mual. Jika gejala ini muncul, biasanya kanker sudah menyebar ke bagian liver dan menyebabkan kulit dan mata kekuningan. Ini merupakan salah satu tipe kanker kulit. Angka kematian kanker ini pada pria lebih tinggi, kemungkinan karena sistem imunnya berbeda dengan wanita.

Walau terdapat di kulit, namun mata kita sering sulit membedakan bintik biasa dengan bintik berbahaya. Sebagian melanoma juga tidak memiliki warna, walau ada juga yang berwarna merah dan cokelat. Kebanyakan orang juga mengira melanoma sebagai jerawat batu, kutil, atau bahkan dianggap bukan apa apa.

Mengabaikan gejala melanoma sangat berbahaya, karena setelah dioperasi dan diangkat, kankernya bisa kembali dan menyebar ke organ tubuh lain, seperti liver, paru, bahkan otak. Organ liver berada di bagian dalam perut yang ditutupi oleh tulang rusuk sehingga kelainan pada organ ini sering tidak dikenali. Gejala gejala penyakitnya juga baru timbul setelah kanker menyebar. Yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyakit ini adalah mengetahui risiko kita.

Penyebab kematian akibat kanker liver adalah hepatitis C karena virusnya bisa merusak liver dan menyebabkan luka parut di liver. Itu sebabnya, lakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya virus hepatitis C. Pengobatan yang dilakukan sangat efektif untuk menyingkirkan virus dari tubuh sehingga risiko terkena kanker liver juga rendah.

Sebagian artikel ini sudah tayang di laman Grid.ID dengan judul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *