Pengacara kondang Hotman Paris murka saat diisukan bangkrut hingga jual sejumlah apartemen. Hal itu diungkapnya dalam tayangan YouTube KH Infotaiment, Jumat (11/9/2020). Menampik semua berita miring tersebut, Hotman Paris lantas memamerkan sejumlah hartanya.
Ia mengatakan, hanya menjual satu di antara ratusan apartemennya. "Apartemen saya jual saya beli Rp 5 miliar, saya jual Rp 3,5 miliar," kata Hotman Paris. "Tapi ratusan apartemen lain masih dikelola oleh anak anak saya, akan kasih itu untuk anak saya."
Meskipun begitu, Hotman Paris tak menolak jika ada orang yang menawar apartemennya dengan harga yang masuk akal. Saking tak terimanya disebut bangkrut, Hotman Paris sampai mengungkap banyaknya uang yang ada di dalam rumahnya. "Cuma satu yang saja jual kok tapi kalau laku saya mau jual," ujarnya. "Cuma satu yang dijual."
Tak tanggung tanggung, bahkan pria kelahiran Sumatera Utara itu mengaku meletakkan uang di kamar mandi. Ia mengaku, tak kuasa mengurusi banyaknya uang yang diterima dar klien. "Lu kalau datang ke kamar mandi gue, percaya atau tidak saking menumpuk uang dari klien kadang kadang," kata Hotman Paris.
"Ini sekretaris gua jadi saksi, bisa bisa sekeliling bak mandi uang semua." "Gara gara uang dari klien, kan enggak mungkin kita jemur di luar," sambungnya. Lantas, Hotman Paris pun memamerkan cincin berlian 33 karat yang dipakainya.
Ia mengatakan, berlian yang dipakainya adalah asli. Bahkan, Hotman Paris turut menyindir Barbie Kumalasari yang disebutnya memakai cincin berlian palsu. "Dijemur di bak mandi terus disemprot," kata dia.
"Dan ini baru semua ini, ini beda sama berliannya si Barbie." Namun saat ditanya soal harga cincin berlian yang dipakainya, Hotman Paris ogah memberi bocoran. "Kalau ini asli, yang ini sembilan (karat), total semua 33 karat," beber Hotman Paris.
"Enggak tahu, tebak sendiri aja." Di tengah pandemi seperti saat ini, Hotman Paris mengaku tak mengalami kesulitan ekonomi. Pasalnya, ia yang dijuluki 'Raja Pailit' mengaku berhasil menangani perkara krisis pada 1998 silam.
Tak tanggung tanggung, Hotman Paris juga menyebut pernah menjadi pengacara Prabowo Subianto kala itu. "Waktu krisis tahun 98 saya disebut raja pailit, itu perkara krisis saya pegang." "Tanya Prabowo Subianto, saya pengacara dia, tanya semua konglomerat," tandasnya.
Sebelumnya,Hotman Paris Hutapea mengomentari gaya hidup Jaksa Pinangki Sirna Malasari. Diketahui, saat ini Jaksa Pinangki jadi sorotan terkait kasusnya dengan Djoko Tjandra. Namun, Hotman Paris hanya membahas kebiasan Jaksa Pinangki yang bermewah mewahan.
Hal itu disampaikan Hotman Paris melalui Instagram miliknya, @hotmanparisofficial, Kamis (27/8/2020). Mulanya, Hotman Paris mengnggah foto Jaksa Pinangki yang sedang memesan makanan. Jaksa itu terlihat mengenakan baju hitam.
Foto itu merupakan tangkapan layar dari Instagram sang jaksa @pinangkit namun sudah terlalu lama diunggah. Dalam foto, wanita itu menuliskan lokasi makannya. "A lovely dinner at @perseny, a 3 Michelin sttared restaurant in New York for 14 years in a row
(Makan malam yang menyenangkan di @perseny, sebuah restoran berbintang 3 Michelin di New York selama 14 tahun berturut turut, red)," tulisnya. Mengomentari hal itu, Hotman Paris mengatakan bahwa mengetahui restoran yang disambangi oleh Pinangki. "Syantikkkkkk!!!Postingan siapa ini? Ngaku makan di resto termahal di New York ! ! ( he he Hotman sudah sering ke New york dan tau ini resto mahal))))Waoo ! Hotman kalahhhhh!," tulis Hotman Paris.
Pengacara nyentrik itu lalu merendahkan diri. Padahal banyak diketahui Hotman Paris adalah orang yang kerap memamerkan kekayaannya. "Hotman 36 tahun berturut turut makan bak mie ayam doank!!! Jadi yg diatas langit bukan hotman paris," tambahnya.
Sementara diberitakan dari Kompas.com jaksa Pinangki Sirna Malasari turut terlibat dalam kasus korupsi Djoko Tjandra. Ia ditetapkan sebagai tersangka karena menerima suap dari Djoko Tjandra. Pinangki diduga menerima suap sebesar 500.000 dollar AS atau setara dengan Rp 7,4 miliar dan berperan dalam memuluskan permohonan peninjauan kembali (PK) yang diajukan terpidana kasus Bank Bali itu.